fsm.undip.ac.id/ Plastik seringkali digunakan sebagai pembungkus suatu produk baik makanan atau minuman. Namun begitu, penggunaan plastik sudah menjadi keresahan bersama karena sifatnya yang tidak mudah terurai. Hal ini yang menjadi dasar tiga mahasiswa Fakultas Sains dan Matematika (FSM). Dengan komposisi yang tepat disertai langkah uji coba, Pipit Riyanti sebagai ketua berhasil membawa timnya lolos pendanaan Program kreativitas mahasiswa (PKM) tahun 2019 lalu oleh Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristekdikti) di bawah bimbingan Bpk. Nor Basid Adiwibawa Prasetya, S.SI., M.Sc., Ph.D
Pencetusan Ide
Kempanye mengenai pengurangan limbah plastik memang tangah digalakkan. plastik sebagai limbah utama di Indonesia akan berdampak di bebagai aspek. berawal dari kondisi ini, Pipit Riyanti dan dua rekanya yakni Setiya Rahayu dan Kharisma Madda El-Iyana mencetuskan ide membuat edible film. Edible film merupakan pengemas suatu produk yang dapat dikonsumsi secara langsung. uniknya, bahan utama yang digunakan untuk membuat edible film adalah tulang ayam.
Tulang ayam merupakan salah satu sisa bahan makanan yang seringkali diabaikan. Namun, ternyata tulang ayam dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengemas jamu siap konsumsi. Madda sebagai anggota tim mengaku memilih tulang ayam karena memiliki kandungan kolagen yang bisa digunakan sebagai bahan dasar pembuatan edible film. Kolagen juga dapat membantu meningkatkan elastisitas kulit sehingga kemasan dapat dengan mudah dirobek dan digunakan.
Selain karena terdapat kolagen dalam tulang ayam, ketiga mahasiswi departemen Kimia ini juga berpendapat bahwa tulang ayam menjadi limbah yang jarang di daur ulang. selain itu, dikawasan Tembalang Semarang dan industri rumah makan yang menjadikan ayam sebagai menu sajian. oleh karena itu bahan utama tulang ayam dipilih karena kesediaanya cukup banyak dan mudah untuk dicari. Dengan menggunakan tulang ayam sebagai bahan pengemas, maka limbah yang dihasilkan dapat diurai secara alami dan tidak menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan.
Setiya menjelaskan dalam penelitian ini, cara mereka mengolah dan menggunakan limbah tulang ayam untuk penelitian mereka. Untuk mengolah tulang ayam menjadi bahan pengemas jamu siap konsumsi, pertama-tama tulang ayam harus dicuci bersih dan direbus hingga empuk. Setelah itu, tulang ayam diambil dagingnya dan dipisahkan dari tulang. Tulang ayam yang telah bersih kemudian dipotong-potong menjadi ukuran yang diinginkan. Selanjutnya, tulang ayam diolah dengan menggunakan metode pengeringan atau oven untuk menghilangkan kelembapan pada tulang. Setelah tulang ayam kering, tulang ayam dapat digunakan sebagai bahan pengemas jamu siap konsumsi.
Dalam kesimpulannya, tulang ayam merupakan sisa bahan makanan yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengemas jamu siap konsumsi. Penggunaan tulang ayam sebagai bahan pengemas memiliki beberapa keuntungan seperti mengandung kolagen yang baik untuk menjaga kualitas kemasan, serta merupakan alternatif pengganti bahan kemasan plastik yang ramah lingkungan. Oleh karena itu, penggunaan tulang ayam sebagai bahan pengemas dapat menjadi pilihan yang tepat untuk meminimalisir limbah dan membantu menjaga lingkungan.
Meski pada saat ini pengaplikasian edible film dengan menggunakan tulang ayam hasil dari penelitian, Pipit dan kedua rekannya baru diaplikasikan pada produk jamu, namun tidak menutup kemungkinan akan diaplikasikan untuk bahan-bahan yang lain. (yeye)