Sukoharjo (09/08/2023)- Kelurahan Bulakan terletak di tepi Sungai Bengawan Solo dan secara administratif termasuk bagian dari Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah. Banyak masyarakat Sukoharjo yang memanfaatkan aliran Sungai Bengawan Solo sebagai sumber irigasi pertanian dan juga wisata air. Air sungai yang tidak pernah surut walaupun musim kemarau ini memiliki cadangan air yang dapat dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat.
Aliran sungai ini dimanfaatkan secara luas sebagai sumber irigasi pertanian yang ada di Kelurahan Bulakan, sedangkan untuk keperluan rumah tangga masyarakat menggunakan sumur air tanah. Air tanah adalah segala bentuk aliran air hujan yang mengalir dibawah permukaan tanah sebagai akibat dari gaya gravitasi bumi, struktur perlapisan geologi, dan beda potensi kelembaban tanah.
Tetapi air tanah yang digunakan oleh masyarakat Bulakan memiliki warna yang agak kekuningan, rasa yang sedikit asin, serta mengeluarkan bau besi yang cukup kuat. Air tanah ini juga memiliki derajat keasaman (pH) hingga 9. Ciri-ciri ini tentu tidak sesuai dengan karakteristik air tanah yang baik, di mana air tanah harus jernih dan tidak keruh, tidak berwarna, dan rasanya tawar. Air tanah yang baik haruslah memiliki pH berkisar antara 6,8 hingga 7,2. Bau besi yang kuat ini dikarenakan kandungan zat besi yang melebihi ambang batas kandungan besi dalam air yaitu 0,3 mg/l.
Air tanah yang tidak layak ini kemungkinan besar diakibatkan oleh intrusi air Sungai Bengawan Solo. Intrusi air sungai sendiri adalah masuknya air sungai ke dalam pori-pori tanah dan atau batuan yang menyebabkan air tanah yang awalnya tawar berubah menjadi payau atau asin. Penyebab terjadinya intrusi air sungai ini adalah pemompaan air tanah yang berlebihan dari akuifer.
Melihat permasalahan yang ada, mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro Tahun 2022/2023 yaitu Riski Aprianto memberikan ide berupa pembuatan filtrasi air bertingkat berbasis arang aktif dari limbah serbuk kayu. Limbah serbuk kayu ini diperoleh dari pengusaha mebel yang ada di Kelurahan Bulakan. Limbah serbuk kayu yang hanya dibuang dan dibakar ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu bahan baku dalam filtrasi air.
Filtrasi air dengan arang aktif limbah serbuk kayu ini memiliki beberapa kelebihan yaitu dapat menghilangkan partikel logam berat dalam air serta membuat aroma dan rasa air jadi lebih baik. Filtrasi ini disosialisasikan pada tanggal 06 Agustus 2023 di rumah Pak Miyarno, selaku salah satu tokoh masyarakat di Kelurahan Bulakan. Kegiatan ini dihadiri oleh sekitar 50 masyarakat Kelurahan Bulakan yang terdiri dari bapak-bapak, ibu-ibu, dan juga karang taruna.
Alat dan bahan untuk membuat filtrasi ini mudah ditemui di toko bangunan maupun toko online. Filtrasi yang dibuat memiliki tiga bagian yang berisi kerikil, arang aktif, dan juga batu zeolit. Ketiga bahan ini disusun dalam pipa dengan ukuran 2 inch yang dibatasi menggunakan kawat kasa serta filter berpori. Bahan utamanya, yaitu arang aktif dibuat dengan melakukan aktivasi secara kimia terhadap arang hasil pembakaran limbah serbuk kayu. Di mana, arang dari limbah serbuk kayu direndam dalam Natrium Hidroksida (NaOH) dengan konsentrasi 0,5 M selama 24 jam. Aktivasi ini berfungsi untuk membuat pori-pori pada arang sehingga dapat mengikat logam berat pada air. Filtrasi ini mudah dibuat sehingga dapat dikerjakan pada skala rumah tangga sehingga dapat membantu penanggulangan masalah air bersih di Kelurahan Bulakan.
Pak Sriyanto, selaku takmir masjid Kelurahan Bulakan mengatakan bahwa penjelasan mengenai filtrasi ini sangat membantu masyarakat sehingga perlu kerja sama ke depannya sehingga dapat diaplikasikan oleh masyarakat Bulakan. “Filtrasi ini sangat bagus dan berguna bagi masyarakat Bulakan, karena kualitas air di sini kurang bagus. Filtrasi ini juga dapat dipasang di masjid Bulakan yang memiliki tandon dengan kapasitas 30.000 liter. Inovasi ini dapat membantu penanggulangan masalah 70 kepala keluarga yang ada RT 03 RW 04 jika diaplikasikan”, ujar Beliau.
Penyuluhan mengenai filtrasi air bertingkat berbasis arang aktif limbah serbuk kayu ini diharapkan dapat membantu penanggulangan masalah penyediaan air bersih di Kelurahan Bulakan. Pemanfaatan limbah serbuk kayu sebagai bahan baku pembuatan arang aktif ini juga diharapkan mengurangi masalah lingkungan akibat pembakaran serbuk kayu. Program filtrasi bertingkat ini diharapkan dapat diimplementasikan oleh masyarakat Kelurahan Bulakan sehingga kebutuhan air bersih dapat terpenuhi. (Riski Aprianto)