fsm.undip.ac.id/ Batik adalah bagian penting dari warisan budaya Indonesia, yang terus berkembang seiring berjalannya waktu. Salah satunya adalah batik dipokrista, adalah sebuah brand yang sedang dikembangkan khususnya pada dunia mode dan seni budaya yaitu batik inovasi matematika berbasis konsep kristalografi. Dipokrista dikembangkan melalui kegiatan Matching Fund Kedaireka -FSM universitas Diponegoro bekerja sama dengan UKSW dan Batik Nilo Tirto, dengan Ketua Tim Prof. Dr. Widowati, S.Si.,M.Si; anggota tim Dr. Drs. Kartono,M.Si (Dosen dept matematika FSM Undip); Dr. Hanna Arini Parhusip (Dosen dept. Matematika USKW); Prof. Adi Darmawan, M.Si.,Ph.D (Dosen dept. Kimia FSM Undip); Dr. Ir. Arianti Ina Restiani H, M.Si (lembaga Riset UKSW); Satriyo Adhy, M.T (Dosen dept. Informatika FSM Undip); Dwi Cahyo Utomo, Ph.D (Dosen FEB Undip). Kegiatan ini juga melibatkan 40 orang mahasiswa dari berbagai Fakultas, sebagai implementasi dari kegiatan MBKM(Merdeka Belajar-Kampus Merdeka).
Motif batik dipokrista dihasilkan dengan menggabungkan seni dan matematika, sementara proses produksinya mengedepankan prinsip green economy. Kreasi dari batik cap ini memberikan berbagai pilihan corak batik yang menarik dengan satu canting cap kristalografi. Keunikan lainnya adalah penggunaan pewarna alami dalam batik dipokrista, yang tidak hanya aman bagi kulit tetapi juga tahan lama. Bahkan, seiring berjalannya waktu, warna batiknya akan semakin cerah. Proses pembuatan batik dipokrista dimulai dengan mordanting (mengholangkan kain dari kanji degan membasahi kain dengan air tawas dan menjemurnya di tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung) kemudian pengecapan hingga proses akhir yaitu pelorotan.
Konsep pembuatan batik dipokrista mengandalkan konsep kristalografi dalam transformasi bidang datar. Dipokrista memiliki ciri khas yang mengedepankan konsep batik kristalografi yang telah dirancang dan disusun, dimana konsep ini merupakan implementasi dari transformasi geometri (translasi, rotasi, dan refleksi) sehingga sebuah motif dapat membentuk pola tak hingga pada karya batik cap. Selama proses pengecapan berlangsung dua kali dengan menggunakan berbagai kombinasi canthing cap seperti tema Crop Sircle, KrisMa (Kristalografi dan Batima), Bihani, Tumpal dan juga tema UNDIPKu. Pewarna untuk kain batik ini menggunakan pewarna alami yang berasal dari tumbuhan seperti dari kulit, kayu, daun dan juga buah tumbuhan. Pewarnaan dilakukan 2 kali untuk menghailkan warna yang diinginkan.
Dengan inovasi motif desain kristalografi, batik dipokrista memberikan banyak corak batik yang efisien dengan biaya produksi. Pendekatan ekonomi melalui penggunaan pewarnaan alami dari bahan dasar alami mendukung pelestarian lingkungan dan pertumbuhan ekonomi . Bersama Matching Fund Kedaireka di Batik Nilo Tirto memberikan pengalaman yang luar biasa untuk mahasiswa Undip. Bahwasanya ternyata ilmu matematika dapat diaplikasikan secara kreatif dalam proses produksi batik cap. Kegiatan MBKM selain memberikan pengalaman untuk mahasiswa dalam mengaplikasikan prinsip matematika dalam produksi membatik serta dapat memberikan kesempatan mahasiswa untuk mengkonversi sampai dengan 20sks mata kuliah yang relevan. (yeye)