Gambar 1. Mahasiswa Tim II KKN UNDIP melakukan kegiatan pemanfaatan susu menjadi makanan bernutrisi kepada ibu – ibu PKK di Desa Toriyo, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah pada hari Minggu (28/07/2024).
Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) yang tercantum pada Tabel 1. merilis hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2018 menunjukkan tingkat prevalensi balita sangat pendek dan pendek di Kabupaten Sukoharjo sebesar 31.3% ternyata lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat prevalensi skala Provinsi Jawa Tengah (31,2%) maupun skala Nasional (30.8%).
Tabel 1. Prevalensi Balita Sangat Pendek dan Pendek Tahun 2018
Prevalensi merupakan proporsi dari suatu populasi yang mempunyai karakteristik khusus dalam jangka waktu tertentu.
Menurut Survei Studi Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2021, di Kabupaten Sukoharjo prevalensi balita wasted (berat badan menurut tinggi badan) terdapat 5,9% lebih rendah dari rerata Provinsi Jawa tengah 6,7% maupun Nasional 7,1% (Gambar 2.).
Gambar 2. Prevalensi Balita Wasted, SSGI 2021
Demikian pula, SSGI Tahun 2021 merilis prevalensi balita stunted (tinggi badan menurut umur) di Kabupaten Sukoharjo 20,0% lebih rendah dari rerata Provinsi Jawa Tengah 20,9% dan Nasional 24,4% (Gambar 3.).
Gambar 3. Prevalensi Balita Stunted, SSGI 2021
Dari paparan tersebut, Mahasiswa Tim II KKN UNDIP melakukan sosialisasi makanan bernutrisi bagi masyarakat guna mengurangi prevalensi balita wasting dan stunting di Kabupaten Sukoharjo pada umumnya dan khususnya warga Desa Toriyo, Kecamatan Bendosari.
Program yang dicanangkan oleh Muhammad Sina Marsdeva Parady (Tim II KKN UNDIP) bertujuan agar masyarakat mengenali olahan probiotik bermaterial susu, yang dilalui proses fermentasi menjadi yoghurt. Diharapkan masyarakat dapat memproduksi makanan ini, baik untuk konsumsi pribadi maupun komersialisasi.
Kegiatan ini meliputi penjelasan materi terkait yoghurt, cara pembuatannya, hingga demonstrasi di depan publik. Yoghurt merupakan makanan bergizi yang mengandung bakteri Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus (probiotik), berperan dengan menyeimbangkan mikroflora usus. Kandungan dari yoghurt sendiri terdiri dari protein, kalsium, iodin, dan vitamin B12 yang membantu pertumbuhan dan perkembangan anak. Selanjutnya, untuk menunjang program pemberdayaan, materi maupun cara pembuatan dibagikan dalam bentuk pamflet.
Gambar 4. Proses Pembuatan Yoghurt di Desa Toriyo, Minggu (28/07/2024)
Setelah kegiatan demonstrasi, audiens diberikan tester agar bisa mencicipi yoghurt hasil buatan tangan yang sudah ditambah madu sebagai topping. Meskipun pada awalnya merasa asam, Ibu-ibu merasa senang karena menerima pengetahuan baru mengenai pembuatan yoghurt. Adanya program ini disambut baik oleh warga Desa Toriyo dengan harapan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat.
Penulis: Muhammad Sina Marsdeva Parady – FSM (KKN Tim II UNDIP 2024)
No. Telp: 081294746568
Dosen Pembimbing Lapangan: Dr. Khabibi, S. Si., M. Si.
Lokasi: RW 10, Desa Toriyo, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo.