Ibu Dwita Srihapsari memulai perjalanannya di Magister Kimia FSM UNDIP pada tahun 2019 melalui beasiswa dari Puslabfor Bareskrim Polri. Sebagai pemeriksa kimia forensik di Laboratorium Forensik Polda Jateng, beliau terus mengasah keahlian ilmiah untuk mendukung investigasi berbasis scientific crime investigation. Meski sempat terkendala pandemi yang membatasi akses laboratorium, Ibu Dwita berhasil menyelesaikan studinya pada tahun 2022. Gelar Magister Sains yang beliau peroleh menjadi bekal penting untuk mengembangkan kariernya di bidang laboratorium forensik.

Sejak menjadi bagian dari Polda Jateng, Ibu Dwita terlibat dalam berbagai kasus penting yang membutuhkan analisis kimia mendalam. Beberapa di antaranya adalah terungkapnya kasus pembunuhan oleh dukun penggandaan uang di Magelang (2021), keracunan massal di Panti Asuhan Purbalingga (2025), dan kasus meninggalnya ASN Kemenkumham setelah suntik silikon di Sleman (2024). Dalam setiap kasus, Ibu Dwita menggunakan pendekatan berbasis data dan metode analisis kimia forensik untuk mengungkap fakta yang tersembunyi di balik bukti fisik, seperti residu zat kimia, cairan tubuh, hingga jejak logam berat.

Tidak hanya di ranah penyidikan, Ibu Dwita juga aktif mengikuti berbagai pelatihan dan seminar terkait forensic science. Pada tahun 2023, beliau berkesempatan menjadi pembicara dalam Seminar Nasional Kimia Forensik di Surabaya, berbagi pengalaman tentang teknik identifikasi zat kimia berbahaya dalam kasus kriminal. Selain itu, beliau juga mengikuti pelatihan di Puslabfor Bareskrim Polri terkait pengembangan metode analisis berbasis spektrofotometri dan kromatografi untuk mendeteksi zat berbahaya dalam sampel biologis.

Ilmu dan pengalaman selama di FSM UNDIP sangat berperan penting dalam perjalanan karier Ibu Dwita. Selain ilmu dasar kimia forensik, beliau juga mendapatkan wawasan luas mengenai teknik analisis laboratorium yang terbukti efektif dalam mendukung penyidikan kasus-kasus rumit. Dukungan dari dosen pembimbing serta fasilitas laboratorium yang lengkap menjadi kunci keberhasilannya menyelesaikan tugas akhir meski di tengah keterbatasan akses selama pandemi. Menurutnya, kemampuan untuk berpikir kritis, melakukan analisis data secara sistematis, serta ketelitian dalam meneliti sampel menjadi keterampilan utama yang beliau dapatkan selama kuliah.

Bagi mahasiswa FSM UNDIP, Ibu Dwita berpesan agar tidak ragu bermimpi besar dan berani mengejar peluang. Masa kuliah bukan hanya soal akademik, tetapi juga kesempatan untuk memperluas jaringan, menggali potensi diri, dan memperkuat mental untuk menghadapi tantangan di dunia kerja. “Percaya pada kemampuan diri, terus belajar, dan nikmati setiap prosesnya,” pesan Ibu Dwita. “Dari kampus, kita bisa mengukir masa depan yang lebih cerah melalui ilmu dan dedikasi.”

[Komunikasi Publik/FSM/Meilia]