Bapak Rohmat Hidayatuloh adalah alumni S1 Fisika FSM UNDIP angkatan 2004 yang lulus pada tahun 2011. Perjalanan kuliah beliau bukanlah hal yang mudah. Karena kendala ekonomi, Bapak Rohmat harus membiayai kuliahnya secara mandiri hingga lulus di semester ke-13. Meski menghadapi berbagai tantangan, beliau tetap berusaha mempertahankan idealismenya untuk lulus dengan IPK di atas 3,00 dan mengambil sebanyak mungkin mata kuliah pilihan lintas bidang hingga menempuh lebih dari 215 SKS—meskipun yang tercantum di transkrip hanya 144 SKS.

Setelah lulus, Bapak Rohmat sempat mengalami kebimbangan karier dan bekerja di sebuah startup selama dua tahun. Titik balik datang pada 2013 ketika beliau bergabung dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) di bawah Kementerian Keuangan RI—lembaga baru yang saat itu belum banyak dikenal. Seiring waktu, beliau meniti karier di LPDP hingga kini menjabat sebagai Senior Analis Manajemen Risiko. LPDP sendiri telah berkembang pesat, dari awalnya mengelola dana abadi Rp1 triliun menjadi lebih dari Rp150 triliun dan menaungi ratusan ribu penerima beasiswa.

Ilmu dasar yang beliau pelajari selama kuliah di FSM UNDIP—berkat banyaknya SKS yang diambil—menjadi bekal penting saat dipercaya mengelola pendanaan riset strategis, termasuk kendaraan listrik, material maju, teknologi pertahanan, dan energi terbarukan. Di luar sisi akademik, pengalaman organisasi sebagai Ketua Angkatan, pengurus Himpunan Mahasiswa, pengurus Unit Kegiatan Mahasiswa, hingga Ketua BEM FSM turut membentuk kemampuan kepemimpinan, komunikasi, dan pemecahan masalah yang sangat berperan dalam perjalanan karier beliau.

Deretan penghargaan juga membuktikan kontribusi dan prestasi beliau, seperti Juara 1 Sayembara Visi-Misi LPDP (2024), Wisudawan Terbaik Magister Manajemen Teknologi ITS (IPK 4,00), hingga berbagai lomba menulis dan blog sejak masa kuliah.

Bapak Rohmat berpesan bahwa kuliah bukan hanya soal pengajaran dan fasilitas, tetapi juga tentang bagaimana memaksimalkan lingkungan sebagai tempat bertumbuh. “Di FSM, saya belajar banyak, bukan hanya dari dosen, tapi juga dari laboran, karyawan, hingga petugas kebersihan. Semua berkontribusi dalam membentuk nilai hidup dan karier saya,” tutur beliau.