Tahun 1999, Bukit Yuta Wirawan memulai perjalanannya sebagai mahasiswa di Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika (FSM), Universitas Diponegoro. Sejak awal, ia memilih Fisika sebagai pilihan utama dalam jalur pendidikannya. Meskipun dikenal sebagai jurusan yang menantang, Bukit tetap bersemangat dalam menjalani perkuliahan.

Seperti kebanyakan mahasiswa FSM lainnya, ia mengalami berbagai tantangan akademik yang cukup berat. Salah satu momen yang menguji semangat belajarnya adalah ketika IP semesterannya sempat turun hingga 2.12. Namun, ia tidak menyerah begitu saja. Dengan ketekunan dan kerja keras, Bukit terus berusaha hingga akhirnya berhasil lulus pada tahun 2004 dengan IPK 3.01.

Selama kuliah, Bukit juga aktif menjadi Asisten Praktikum, sebuah pengalaman yang sangat ia nikmati. Menjadi asisten memberinya kesempatan untuk lebih memahami konsep-konsep fisika dan berbagi ilmu dengan mahasiswa lainnya. Pengalaman ini juga membantunya mengasah keterampilan komunikasi dan kepemimpinan yang kelak berguna dalam perjalanan kariernya.

Dari Fisika ke Dunia Perbankan: Langkah Awal Karier

Selepas menyelesaikan studinya di Fisika Undip, Bukit tidak langsung meniti karier di bidang yang berhubungan langsung dengan fisika. Sebaliknya, ia mencoba peruntungannya di dunia perbankan, yang mungkin terdengar tidak biasa bagi lulusan fisika. Bukit memulai kariernya dari posisi awal sebagai Junior Staff di Credit Card Division Bank Rakyat Indonesia. Meskipun berlatar belakang sains, ia mampu beradaptasi dengan cepat di dunia keuangan yang penuh dengan analisis data, strategi bisnis, dan pengelolaan risiko. Dengan dasar pemikiran analitis yang telah ia bentuk selama kuliah, ia mampu memahami berbagai aspek manajemen keuangan dengan lebih mudah.

Dalam dunia perbankan ini karier Bukit terus menanjak, hingga akhirnya ia menduduki berbagai posisi strategis di perbankan, di antaranya: Marketing Manager, Branch Manager, Sub-Branch Manager, Regional Mass Funding Dept Head, Regional Micro Business Dept Head, hingga Project Manager Hyperlocal Ecosystem Team – Micro Directorate di Bank Rakyat Indonesia. Keberhasilannya meniti jenjang karier menunjukkan bahwa ilmu yang didapat dari dunia fisika—terutama cara berpikir logis, pemecahan masalah, dan analisis berbasis data—sangat bermanfaat dalam sektor bisnis dan keuangan.

Membangun Ekosistem Digital: Inovasi di Pasar Rakyat Indonesia (PARI)

Tak hanya berkarier di dunia perbankan, Bukit juga memiliki peran besar dalam mengembangkan inovasi digital di sektor ekonomi. Salah satu kontribusinya yang paling signifikan adalah dalam pengembangan Pasar Rakyat Indonesia (PARI).

PARI merupakan Integrated Commodity Platform yang memberikan berbagai solusi digital bagi para pelaku usaha di sektor komoditas. Melalui platform ini, para peternak, pengepul, transporter, dan pembeli besar bisa melakukan transaksi dengan lebih efisien dan transparan.

Melalui PARI, Bukit dan timnya menciptakan ekosistem yang mempercepat digitalisasi sektor komoditas di Indonesia. Platform ini membantu para pelaku usaha kecil hingga besar untuk bertransaksi secara lebih sistematis dan terdokumentasi, menjadikannya sebagai solusi inovatif yang mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Salah satu alasan kesuksesan Bukit Yuta Wirawan di berbagai bidang adalah fondasi yang ia bangun selama belajar di FSM. Banyak orang menganggap bahwa lulusan fisika hanya bisa bekerja di bidang akademik atau penelitian. Namun, Bukit membuktikan bahwa MIPA bukan hanya soal menghafal rumus, tetapi lebih kepada cara berpikir yang sistematis dan kritis.

Dalam pandangannya, lulusan FSM memiliki keunggulan dalam memahami banyak variabel dalam suatu masalah dan mencari solusi terbaik. Selain itu, analisis berbasis data yang dipelajari selama kuliah juga sangat berguna di dunia bisnis dan keuangan. Kemampuan berpikir kreatif dan inovatif dalam mengaplikasikan ilmu tersebut dalam kehidupan nyata merupakan batu lompatan bagi alumni FSM dalam berkarya dalam dunia digital dan teknologi.

-Humas FSM-

× How can I help you?