Fakultas Sains dan Matematika (FSM) Universitas Diponegoro melalui Center of Marine Ecology and Biomonitoring for Sustainable Aquaculture (Ce-MEBSA) terus mendorong pengembangan teknologi perikanan modern yang berkelanjutan. Salah satu inovasi unggulan adalah pengembangan Smart Robotic Keramba Jaring Apung Bertingkat (KJAB)-IMTA, sistem akuakultur terpadu berbasis ekosistem yang dilengkapi dengan teknologi canggih dan sistem dasbor pintar.
Menurut Prof. Drs. Sapto Purnomo Putro, M.Si., Ph.D., Ketua Ce-MEBSA sekaligus Ketua Departemen Biologi FSM UNDIP, sistem ini dirancang untuk menjawab tantangan stagnasi tambak tradisional dan mendorong praktik budidaya yang ramah lingkungan. Model KJAB-IMTA (Integrated Multi-Trophic Aquaculture) memungkinkan pemeliharaan berbagai jenis organisme budidaya yang saling melengkapi dalam satu sistem. Limbah organik dari ikan karnivora seperti kerapu dan kakap dimanfaatkan oleh biota penyaring seperti kerang dan rumput laut sebagai biofilter alami.
Sistem ini telah diuji coba di berbagai wilayah pesisir Indonesia, seperti Kepulauan Seribu, Tanjung Balai Karimun, Karimunjawa, dan Jepara, dan menunjukkan hasil yang signifikan: peningkatan efisiensi pakan, pertumbuhan ikan yang stabil, dan kualitas air yang lebih terjaga.
Tak hanya itu, KJAB-IMTA juga dilengkapi dengan smart feeder, sensor kualitas air, dan ROV (Remotely Operated Vehicle) untuk pemantauan otomatis. Teknologi ini menurunkan rasio konversi pakan (FCR) hingga 15% dan menurunkan beban nitrogen terlarut hingga 40% dibanding sistem konvensional. Selain mendorong keberlanjutan, sistem ini juga membuka peluang kerja di sektor teknologi perangkat lunak kelautan.
Dalam pengembangannya, Ce-MEBSA juga menciptakan sistem dasbor pintar berbasis IoT yang terintegrasi dengan tujuh modul utama:
- Smart Edu-Ecotourism – mendukung wisata edukatif berbasis akuakultur
- Integrated Smart Class – ruang edukasi terapung terintegrasi dengan visualisasi data oseanografi
- Sustainable Hybrid Power Plant – sistem energi terbarukan berbasis angin dan surya
- Smart Market dan Smart Product – sistem pemasaran digital produk budidaya
- Smart Security System – keamanan lokasi berbasis GPS dan kamera jarak jauh
- IoT Water & Weather Monitoring – pemantauan kualitas air dan cuaca secara real time
- Geoportal Coastal Environment – data visual kondisi laut dan lingkungan perairan
Salah satu modul unggulan, Integrated Smart Class, menjadi pusat diseminasi informasi yang memadukan edukasi, visualisasi data real-time, serta sistem streaming interaktif dengan dua kamera — menampilkan aktivitas di atas dan di dalam keramba. Modul ini menjadi media pembelajaran yang menjangkau nasional dan internasional.
Prof. Sapto berharap pendekatan KJAB-IMTA dapat menjadi solusi konkret untuk memperkuat ketahanan pangan laut, mendorong budidaya yang produktif, serta menjaga keberlanjutan ekosistem laut melalui integrasi teknologi, riset, dan keterlibatan masyarakat pesisir.
“Dengan integrasi teknologi ekologi dan digital, sistem ini menjadi bukti bahwa akuakultur tropis yang modern dan berkelanjutan sangat mungkin diwujudkan di Indonesia,” tutup Prof. Sapto.
FSM UNDIP melalui Ce-MEBSA terus berkomitmen untuk menghadirkan inovasi berbasis sains dalam pengembangan akuakultur modern yang berkelanjutan. Sinergi antara riset akademik, teknologi digital, dan pemberdayaan masyarakat menjadi fondasi penting dalam mewujudkan perikanan budidaya sebagai pilar ekonomi biru Indonesia.
Berita ini juga telah dipublikasikan di Kompas dan dapat diakses melalui tautan berikut: