Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro (FSM UNDIP) melalui Laboratorium Geofisika Departemen Fisika, bekerja sama dengan Kyushu University Jepang serta didukung BMKG dan BRIN, menyelenggarakan Summer Course Geoexploration 2025. Program akademik internasional ini mengangkat tema “Exploring Geothermal Resources in Central Java: Gedong Songo Field Study” dan berlangsung pada 1–5 September 2025 di UNDIP dan Lapangan Panas Bumi Gedong Songo, Gunung Ungaran, dengan format hybrid.
Tahun ini, kegiatan berhasil menarik 278 peserta dari berbagai negara. Sebanyak 31 mahasiswa mengikuti secara luring (20 dari Indonesia dan 11 dari Jepang), sementara 247 lainnya hadir secara daring dengan latar belakang yang sangat beragam, mulai dari Indonesia, Jepang, Prancis, Nigeria, Nepal, Afrika Selatan, Pakistan, Ethiopia, Jerman, Afghanistan, Kamerun, hingga India. Keikutsertaan peserta dari berbagai benua ini menegaskan posisi Summer Course sebagai ajang pertukaran ilmu dan jejaring global di bidang energi terbarukan.
Acara dibuka di kampus UNDIP dengan sambutan dari Ketua Departemen Fisika, perwakilan Kyushu University, Dekan FSM, serta Prof. Dr. Ir. Hadiyanto, M.Sc. selaku Direktur Reputasi, Kemitraan, dan Global Connectivity. Usai seremoni, rangkaian kuliah akademik dimulai. Prof. Dr. Eng. Agus Setyawan membuka dengan paparan tentang Overview of Mount Ungaran yang mengulas sejarah geologi, tektonik, dan vulkanik. Dilanjutkan dengan materi dari Assoc. Prof. Dr. Jun Nishijima (Kyushu University) mengenai metode gravitasi, Dr. Eng. Udi Harmoko yang membahas geomagnetik, Yoga Aribowo, M.T. tentang geologi dan geokimia, serta Dr. Agustya dari BRIN yang menjelaskan metode seismik pasif. Hari pertama ini memberikan dasar teoritis bagi peserta sebelum melakukan praktik lapangan.
Hari kedua, peserta melakukan kunjungan ke Lapangan Panas Bumi Gedong Songo yang terkenal dengan fumarola, mata air panas, dan zona alterasi hidrotermal. Dibagi dalam beberapa kelompok, mereka melakukan akuisisi data geologi, geokimia, radon tracer, pengamatan singkapan batuan, pemetaan struktur, hingga pengambilan sampel air panas untuk analisis. Sementara itu, tim geomagnetik mengukur intensitas medan magnet untuk mendeteksi anomali yang terkait aktivitas panas bumi.
Praktik berlanjut pada hari ketiga dengan survei seismik pasif dan gravitasi. Tim seismik menggunakan Seismograf Rakyat Indonesia (SRI) portabel dari PT Protech Engineering untuk merekam sinyal alami, sedangkan tim gravitasi dari BMKG melakukan pengukuran dengan gravimeter guna memetakan variasi densitas bawah permukaan. Hari ini menjadi pengalaman berharga bagi peserta untuk mengoperasikan instrumen geofisika secara langsung sekaligus menghadapi tantangan medan lapangan.
Hari keempat difokuskan pada pengolahan data. Tim seismik pasif memproses sinyal mentah dan melakukan pemodelan bawah permukaan, tim gravitasi menerapkan koreksi data hingga menghasilkan model dua dimensi, sementara tim geomagnetik menyusun peta anomali setelah melakukan koreksi harian dan reduction to the pole. Diskusi lintas negara berlangsung dinamis, mempertemukan metode dan perspektif berbeda dalam menginterpretasi hasil.
Puncak kegiatan berlangsung pada hari kelima melalui presentasi kelompok. Masing-masing tim menampilkan hasil pengolahan data dan model awal potensi reservoir panas bumi di wilayah Ungaran. Presentasi ini menunjukkan bagaimana metode geofisika terintegrasi dapat mendukung pemahaman sistem panas bumi di Gedong Songo. Sesi penutup juga menghadirkan refleksi peserta, baik dari Indonesia maupun Jepang, yang menekankan manfaat akademik, pertukaran budaya, serta semangat kolaborasi internasional.
Melalui Summer Course Geoexploration 2025, FSM UNDIP tidak hanya memberi pengalaman akademik komprehensif berupa kuliah, praktik lapangan, hingga pengolahan data, tetapi juga memperkuat kolaborasi global dalam riset energi panas bumi. Program ini menjadi tonggak penting lahirnya jejaring akademik lintas negara yang akan mendorong pengembangan energi terbarukan di masa depan.